Hal itu dinilai merupakan fenomena yang biasa terjadi di negara demokrasi.
“Hal yang biasa terjadi di negara demokrasi, setahun terlebih enam bulan sebelum era jabatan selsai, presiden yang berkuasa menjadi Lame Duck President,” kata LSI dalam keterangannya, Senin, 19 Desember 2022.
Menurut LSI, kian mendekati Pilpres, Jokowi akan semakin tak lagi dibarengi kekuatan sosial politik lainnya. Mata dan perhatian kekuatan sosial politik sudah tertuju pada gelaran Pilpres.
“Saat itulah, berita pergeseran dan antitesa atas Jokowi menguat. Spirit ini akan mengimbangi kekuatan penerus Jokowi yang juga berpengaruh,” kata LSI.
Berdasarkan survei LSI Denny JA, ada empat king maker yang mau menentukan capres yang hendak maju pada Pilpres 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Gerindra dinilai membawa spirit meneruskan Jokowi.
Hanya Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang dinilai potensial menjadi antitesa Jokowi. Empat king maker itu dinilai akan menghadapi problem alasannya berbagai kepentingan.
Hasil survei menyebut, Anies menang pada basis pemilih oposisi Presiden Jokowi. Anies unggul dari Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dengan elektabilitas meraih 35,6 persen.
Menurut LSI, posisi itu menciptakan NasDem mesti menentukan, apakah bertahan di koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin atau keluar.
“NasDem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan semoga tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung menjinjing isu pergantian,” kata LSI.
Sedangkan bagi PDIP, LSI memperkirakan partai banteng akan menghadapi situasi sulit untuk menentukan partai koalisi.
Menurut LSI, PDIP memiliki dua opsi, yakni bergabung dengan Gerindra atau KIB.
Pada opsi pertama, PDIP mesti rela kadernya menjadi cawapres pendamping Prabowo. Sementara jikalau PDIP mengusung kader sebagai capres, ia mesti memilih cawapresnya dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau menurut komitmen dengan PKB.
“Jika Ganjar diseleksi maju selaku capres PDIP siapa wakilnya? Mustahil cawapres Ganjar ialah Prabowo. Karena Prabowo ingin tetap menjadi capres (ini berarti tidak berkoalisi dengan Gerindra),” kata LSI.
Kemudian Airlangga yang menjadi salah satu representasi KIB akan dihadapkan pada posisi sukar jika maju selaku capres alasannya tak mempunyai elektabilitas yang cukup.
Airlangga, menurut LSI, bisa maju selaku cawapres dari Anies atau Ganjar.
Sementara itu Prabowo dihadapkan posisi sukar alasannya telah dua kali kalah dalam Pilpres. Prabowo juga disebut akan kesulitan mencari cawapres di luar PKB.
“Dilema ketiga Prabowo kesusahan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh mesti Cak Imin [Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar] cawapresnya,” kata LSI.