Berdasarkan pantuan, demonstrasi tersebut massa didominasi golongan ibu rumah tangga dan anak-anak sambil memakai mobil bak terbuka dan pengeras bunyi.
Massa menuntut agar KPU menghentikan proses Pemilu dan mengaudit KPU terkait transparansi data partai politik calon peserta Pemilu 2024 terhadap rakyat.
“Kita menuntut semoga KPU RI menghentikan proses Pemilu dan lakukan audit terhadap KPU untuk transparansi data parpol kepada rakyat,” kata koordinator agresi Haerul Anwar di lokasi.
Partai PRIMA Sulsel, kata Haerul, menduga ada tindak kecurangan yang dijalankan KPU sehingga merugikan partainya, karena dinyatakan tidak lulus administrasi untuk menjadi peserta pemilu 2024.
“[Partai] PRIMA [dinilai KPU]Â tidak menyanggupi syarat pada persoalan manajemen,” katanya, “Padahal kami sudah memenuhi syarat-syarat yang ada di PKPU.”
Menurut pihaknya, partai PRIMA sudah menyanggupi keanggotaan sesuai PKPU di tiga provinsi dan 7 kabupaten/kota yang dimaksud KPU tak tercukupi untuk menjadi peserta Pemilu 2024.
Selain itu, sejak masalah digelar di Bawaslu sebelumnya, pihaknya telah pula menyanggupi syarat yang diharapkan. Oleh karena itu, mereka menuntut transparansi dan audit guna mengenali argumentasi KPU menyatakan partainya tidak menyanggupi syarat keanggotaan.
“Sejak tidak dimenangkan di Bawaslu kekurangan anggota kita kurang 8.900 orang di 22 provinsi dan 151 kabupaten/kota. Bawaslu menawarkan kita waktu 1X24 jam untuk menyanggupi. Dan, kami sudah menghimpun nyaris 40 ribu keanggotaan. Jadi kami sudah memasukkan data itu dua kali lipatnya,” klaim Haerul.
Pihaknya pun menyinggung soal laporan investigasi media massa yang menyiarkan prasangka manipulasi data kandidat peserta parpol oleh KPU.
“Berdasarkan laporan investigasi yang kami ikuti dari media, KPU ada bermain dalam manipulasi data itu. Atas dasar itu kami mengharapkan KPU membuka audit data ini agar kita tahu, karena hak berdemokrasi itu dijamin oleh negara,” katanya.
Dalam aksi tersebut, pihak KPUÂ Sulsel tidak ada yang menemui massa aksi. Beberapa saat sesudah melakukan orasi bergantian, massa aksi pun meninggalkan lokasi unjuk rasa.