Dugaan yang muncul dari Kapolresta Sleman AKBP Achmad Imam Rifai itu diperkuat dengan adanya keterangan dari Ketua RW daerah daerah peristiwa masalah dua pemuda berbuat onar.
Ketua RW 23 Priyo Handoko membenarkan soal adanya kejadian dua cowok berbuat onar pada hari Minggu sekitar pukul 12.00 WIB. Tepatnya Panggungsari, RT 09/RW 23, Sariharjo, Ngaglik. Priyo bahkan menjadi salah seorang saksi mata.
Peristiwa itu terjadi dikala warga tengah menggelar kegiatan bakti sosial (baksos). Priyo menunjukan, dikala dirinya tengah mengisi sambutan untuk program tersebut, warganya melaporkan soal adanya dua cowok yang datang-tiba menciptakan keributan.
“Dua pemuda itu mabuk, terus bikin kericuhan,” kata Priyo dikala dihubungi, Rabu, 21 Desember 2022.
Kata Priyo, Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat sempat menjajal menertibkan situasi. Namun, kedua perjaka mabuk itu malah merusak warung angkringan serta mengganggu pengguna jalan.
“Sempat nyaris berkelahi fisik dengan orang. Motornya juga dirusak,”ucap Priyo.
Priyo yang khawatir warganya justru terlibat tabrakan dengan dua cowok itu pun hasilnya memilih untuk menghubungi petugas Polsek Ngaglik.
“Kita inisiatif telepon ke polsek. Kalau yang tangani warga nanti beda. Polsek tiba 4-5 orang itu berusaha meredam tetapi (dua cowok mabuk) tetap saja nggak mau,” katanya.
“Dua orang ini mau diamankan, dibawa pergi di Polsek diajak bicara tujuannya gitu. Tapi ada perlawanan, ada sedikit tindakan yang agak membahayakan,” tuturnya.
Salah seorang dari cowok mabuk, kata Priyo, sempat terlihat memegang watu dan diduga hendak melemparnya ke arah petugas. Priyo menengarai hal inilah yang jadinya memicu dilakukannya langkah-langkah mengeluarkan tembakan perayaan.
Priyo memang mendengar bunyi letusan tembakan kala itu. Hanya saja dia tak menyaksikan ke arah mana ketika itu pistol petugas diarahkan.
“Saya dengar pas petugas mengeluarkan senjata, aku nggak tahu (melihat) karena posisi agak menjauh. Tapi aku dengar suara letusan itu,” ucapnya.
Hingga alhasil dua perjaka pembuat onar tadi bisa dikendalikan dan dibawa ke Mapolsek Ngaglik. Priyo mengapresiasi langkah kepolisian mengantisipasi terjadinya benturan dengan warganya.
Priyo sendiri mengaku mengetahui peristiwa balita wanita berinisial JM yang terluka disangka akhir peluru nyasar tembakan petugas Reskrim Ngaglik.
Ia menyebut lokasi warung makan daerah balita yang tiba-datang terluka itu berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi petugas mengamankan dua perjaka berbuat onar. Priyo enggan berspekulasi apakah dua kejadian ini saling berhubungan.
“Jauh (jaraknya), satu kilo ada itu. Saya dengar kemarin terus kemudian waktunya tidak terlampau usang. Cuma kan jaraknya satu kilometer. Apa mungkin (peluru) berbelok, kan nggak masuk akal. Tapi agar nanti ahlinya yang menerangkan,” katanya.
Seorang balita berusia empat tahun, sebelumnya, disangka jadi korban peluru nyasar tembakan jajaran Reskrim Polsek Nganglik, saat tengah berada di suatu warung makan kawasan Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Minggu , 18 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.
Kapolresta Sleman AKBP Achmad Imam Rifai menyampaikan, benda gila yang perihal kepala balita kemungkinan yaitu peluru dari tembakan perayaan petugas Reskrim Polsek Ngaglik yang berupaya mengamankan dua orang pembuat onar di Jalan Panggungsari, Sariharjo.
Saat ini bocah tersebut sudah menjalani operasi pengangkatan benda asing dari kepalanya dan masih dirawat secara intensif sampai sekarang di RSUP Dr Sardjito.
Pihak rumah sakit melakukan investigasi forensik guna mengidentifikasi benda abnormal tersebut sebelum dilaporkan ke kepolisian.
“Dari kedua TKP yang nyaris berbarengan waktunya ini ada kemungkinan penyebab luka tersebut yakni proyektil yang ialah tembakan perayaan dari anggota Polsek Ngaglik. Meskipun untuk jarak kedua TKP kurang lebih satu kilometer dan tembakan perayaan diarahkan ke atas,” kata Achmad, Selasa, 20 Desember 2022.