DETAIL.ID, Jakarta – Tahukah pembaca apa salah satu problem utama kesehatan masyarakat Indonesia saat ini?
Jika merujuk data Kementerian Kesehatan, Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan gizi, terutama gizi kurang atau stunting dan obesitas.
Berdasarkan survei Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) 2021, disebutkan bahwa prevalensi stunting sebesar 24,4%.
Capaian ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan pemerintah, yaitu 14 persen pada tahun 2024.
Berangkat dari fakta tersebut, dalam rangkaian Hari Ikan Nasional, Regal Springs Indonesia kembali mengampanyekan pentingnya nutrisi dan gizi yang berimbang untuk anak.
Dari keterangan resmi yang diterima para wartawan, Rabu, 21 Desember 2022 disebutkan kampanye itu dilakukan melalui Health Talk webinar.
Kegiatan itu dilakukan pada Sabtu, 17 Desember 2022 dengan tajuk “Pastikan Gizi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan” yang diikuti oleh ratusan peserta.
Disebutkan, Regal Springs Indonesia menyadari pentingnya kebutuhan gizi yang seimbang bagi anak.
Terutama di 1.000 hari pertama kehidupan anak (1.000 HPK) yang menjadi salah satu tujuan utama perusahaan sebagai produsen pangan bernutrisi untuk mengedukasi masyarakat.
Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam menangani permasalahan malnutrisi.
“Health Talk yang diadakan secara regular ini adalah salah satu bentuk perhatian serius dari Regal Springs Indonesia terhadap tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
“Dengan menghadirkan pakar dan ahli gizi sebagai narasumber, kami berharap semakin banyak orangtua yang menyadari pentingnya variasi sumber gizi,” ujar Ahmad Ihsanuddin Head of Commercial Sales & Business Development.
Kata dia, hal itu bisa didapat, salah satunya, dari ikan sebagai sumber protein hewani.
“Melalui produk pangan yang bernutrisi, kami harap perusahaan dapat berkontribusi membangun generasi yang lebih baik di masa mendatang,” ujar Ahmad Ihsanuddin.
Sementara itu praktisi kesehatan dr. Satrio Bhuwono Prakoso M. Ked (Ped) Sp.A bilang penentu pertumbuhan anak adalah genetik, hormon, nutrisi, kesehatan dan lingkungan.
“Yang kita ketahui ada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan adalah perubahan antropometri,” katanya.
Antropometri, kata dia, adalah terkait dengan tinggi dan berat badan anak-anak.
Sementara yang termasuk perkembangan di antaranya fisik, emosional, pikiran, linguistik yang terjadi pada anak hingga dewasa.
“Kedua hal ini, yakni pertumbuhan dan perkembangan saling berhubungan,” ujar dr. Satrio.
Ditambahkannya, sebagai orang tua, hal yang bisa diintervensi untuk menentukan pertumbuhan anak adalah dengan mencukupi nutrisi.
“Terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, dan itu tidak dihitung dari anak lahir, tapi masa sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun,” kata dr Satrio.
Ia bilang ini adalah periode emas. Jadi, ujarnya, sebelum seorang ibu mempersiapkan kehamilan atau bahkan wanita yang baru akan menikah, justru di saat inilah gizi sudah mulai harus diperhatikan.
“Periode ini yang tidak boleh dilewatkan oleh seorang ibu,” ujarnya.
Narasumber lainnya pada Health Talk ini, Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya M.Agr yang mengungkapkan bahwa asupan pangan pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat berpengaruh pada kualitas seorang manusia hingga dewasa.
“Ini adalah investasi awal yang perlu kita rencanakan, salah satunya memilih pangan yang baik untuk ibu dan sebisa mungkin tidak mengandung bahan kimia,” kata Prof. Hanny.
Untuk ibu hamil atau anak yang sedang dalam masa pertumbuhan perkembangan, pangan bernutrisi seperti ikan Tilapia dapat menjadi salah satu sumber protein hewani yang baik.
“Ikan yang baik, di antaranya tidak berbau amis. Penyebab bau amis pada ikan timbul karena adanya senyawa trimetil amina. Pada ikan Tilapia fillet, umumnya ikan masih sangat segar saat proses produksi jadi tidak ada kesempatan terbentuknya senyawa penyebab bau amis,” ujar Prof. Hanny.
Prof. Hanny juga menegaskan, orang tua tetap harus memerhatikan komposisi gizi seperti lemak, kolesterol, protein yang lengkap pada bayi dan anak-anak di periode emas tumbuh kembangnya.
Reporter: Heno
Discussion about this post