Ani menerangkan bahwa budget pendapatan dan belanja negara (APBN) menjadi shock absorber Indonesia menghadapi gejolak ekonomi dan ketidakpastian global.
“Tahun ini kami membelanjakan untuk subsidi kompensasi di atas Rp 500 triliun, tahun depan bansos kami meraih Rp 470 triliun. Itu untuk mempertahankan daya beli penduduk dan menunjukkan jaring pengaman sosial, khususnya kepada golongan yang rentan,” katanya dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Rabu, 21 Desember 2022.
Ani menegaskan strategi fiskal yang bakal dikerjakan Indonesia ke depan adalah mempertahankan dan terus memperbaiki mendasar sumber perkembangan ekonomi Tanah Air.
Ia menyoroti beberapa faktor di dalam negeri yang bisa dipengaruhi, ialah konsumsi, investasi, peraturan, sampai insentif yang mampu meningkatkan level kompetitif ekspor Indonesia.
Di lain sisi, Ani menyampaikan perlu untuk memperhatikan kesanggupan menawan investor dan bagaimana pengeluaran belanja pemerintah yang lebih produktif.
“Bapak Presiden ia hari ini menyampaikan sungguh spesifik, belanja pemerintah yang kualitasnya masih harus diperbaiki. Ada yang beli alat ternyata gak digunakan, itu observasi dari seorang Presiden yang tahu betul apa yang terjadi. Kaprikornus bukan cuma besarnya belanja, tetapi mutu belanja beliau sangat tekankan,” ucapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan banyak aset negara dalam banyak sekali bentuk yang menganggur. Banyak gedung yang dibangun pemerintah, tetapi tidak digunakan dan disewakan.
Menurutnya, banyak kementerian, lembaga, hingga BUMN berbelanja barang atau peralatan yang lalu tidak dioperasionalkan dan malah ditumpuk di gudang.
“Dipikir saya tidak tahu, tahu. Ini harus dilarang. Ini tidak produktif. Hal ini yang menjadikan kita tidak produktif,” ucap Jokowi dalam program yang sama.