DETAIL.ID, Sumatra Barat – Dua hari setelah melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati Pasaman Barat, tiga lembaga ini: Serikat Petani Indonesia (SPI) Pasaman Barat, Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia (Gema Petani) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar diskusi publik di Kafe Lubuak Kopi yang berlokasi di Kecamatan Kinali, Pasaman Barat pada Rabu, 29 Desember 2021.
Tema yang diangkat dalam diskusi publik kali ini adalah “Bincang-bincang Pasca Aksi Bersama 27.12.21 Pasaman Barat Darurat Agraria ke kantor Bupati Pasaman Barat”
Hadir dalam diskusi publik ini adalah Yoggy E. Sikumbang dari Gema Petani, Pandu P. Utama dari GMNI dan Rio Rama Kota dari SPI. Mereka berdua menjadi narasumber. Moderatornya adalah Zul Azmi dari Pemuda Tani SPI Pasaman Barat serta para pemuda dan mahasiswa yang concern dalam perjuangan konflik agraria di Pasaman Barat.
Yoggy E. Sikumbang menjelaskan diskusi publik ini merupakan upaya untuk menjaga nyala api perjuangan.
“Diskusi publik ini dilatar belakangi atas aksi kemarin, sekaligus wadah evaluasi dan diskusi para aktivis agraria di Pasaman Barat. Nyala api perjuangan mesti kita jaga dan memastikan tetap nyala sebab memantik api perlawanan sangat mudah namun menjaga konsistensi itu yang sulit,” kata Yoggy.
Rio Rama Kota, Sekretaris DPC SPI Pasaman Barat mengatakan pihaknya merasa bangga sekali atas terlibatnya mahasiswa dalam perjuangan petani.
“Kita sangat bangga sekali melihat para kawula intelektual para mahasiswa bergandeng tangan dengan petani, sama-sama memperjuangkan hak petani,” ujar Rio.
Pandu P. Utama, Sekretaris DPD GMNI Sumatra Barat menjelaskan akan terus mengawal dan mendesak penyelesaian konflik agraria di Pasaman Barat.
“GMNI akan terus menggalang kekuatan massa dan kekuatan juang dengan kembali ke basis massa petani. Selaku golongan muda dan mahasiswa, kita mempunyai beban dan tanggung jawab moril mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus memberikan pemahaman kepada lapisan masyarakat. Bahwa Reforma Agraria Sejati harus diwujudkan khususnya di Pasaman Barat. Kita juga ingin golongan tua pengacau tidak bermain di atas penderitaan petani, sadarlah dan mari saling berangkulan tangan untuk memperjuangkan nasib bersama dari kepentingan korporasi, tirani dan elite politik yang bermain saat ini,” ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, Rabil salah satu pemuda tani mempertanyakan apa langkah selanjutnya yang akan diambil jika Bupati Pasaman Barat masih lamban dalam hal penyelesaian konflik agraria di Pasaman Barat.
Para narasumber bersepakat untuk kembali menggalang massa pemuda dan mahasiswa untuk turun ke jalan jika proses penyelesaian masih tidak jelas.
Discussion about this post