No Bra Day bukanlah ajang untuk memamerkan payudara dengan tidak memakai bra selama sehari, Melainkan untuk mengkampanyekan dan meningkatkan kesadaran mengenai bahaya kanker payudara.
Awalnya Hari Tanpa Bra dirayakan setiap tanggal 9 Juli. Namun, dipindahkan menjadi tanggal 13 Oktober bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
Hari tanpa bra ini sebelumnya bernama BRA Day akronim dari Breast Reconstruction Awarness. Digagas oleh bedah plastik asal Kadana, Mitchell Brown, sejak 2011. BRA Day dibuat untuk mendorong penyintas kanker payudara agar mempertimbangkan melakukan operasi rekonstruktif, seperti dilansir Detik.com.
Momen ini sebetulnya tidak diakui secara resmi oleh organisasi kanker manapun. Termasuk bukan bagian resmi dari Bulan Kesadaran Kanker Payudara oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di hari tanpa bra ini, perempuan diajak berpartisipasi dalam gerakan periksa payudara sendiri untuk mendeteksi benjolan yang merupakan gejala kanker payudara.
Ajang ini tidak terlepas dari kontroversi. Beberapa kelompok merayakannya untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya kanker payudara. Namun, pernyataan berbeda disampaikan oleh spesialis kesehatan payudara Cassann Blake, MD. Menyampaikan bahwa pemakaian bra tidak meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.
“Dari sudut pandang kanker payudara, mengenakan bra tidak mempengaruhi risiko kanker payudara. Saya pernah ditanya apakah bra berkawat dapat mempengaruhi risiko kanker payudara seseorang dan ternyata tidak,” ujarnya dikutip dari Cleveland Clinic.
Discussion about this post