Dugaan ini sebetulnya telah muncul ke publik final November lalu. Hal itu diungkap oleh Anggota Bawaslu Totok Hariyono. Totok menyebut ada partai yang bekerjsama tak lolos dalam verifikasi konkret di Sulawesi Barat. Namun, KPU meloloskan partai tersebut.
“Untuk ketika ini, belum ada pelanggaran, tetapi Sulawesi Barat, ada dugaan pelanggaran, masih proses sidang,” ucap Totok dikala dijumpai di Batu, Sabtu, 26 November 2022.
Meski demikian, langkah Bawaslu setuturnya tak terdengar bahkan sampai KPU resmi memutuskan 17 partai politik penerima Pemilu Serentak 2024 pada 14 Desember.
Setelah penetapan, praduga manipulasi kembali berembus. Kali ini, sejumlah penyelenggara pemilu di kawasan (KPUD) melayangkan gugatan ke KPU RI.
Mereka mengungkap tekanan KPU RI untuk meloloskan tiga partai politik. Bahkan, mereka mengaku diintimidasi oleh KPU RI sebab tak mau menuruti hal itu.
“Sesuai dengan beberapa media yang telah disebutkan sejak kemarin, hingga dikala ini pasti juga ada dugaan kami, Partai Gelora, kami mengira juga terjadi, lalu Partai Garuda dan Partai PKN kami menduga itu juga terjadi kecurangan,” ucap kuasa hukum sejumlah penyelenggara pemilu Ibnu Syamsu Hidayat di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa, 13 Desember 2022.
Respons Bawaslu mengenai prasangka itu juga belum tampakselain pernyataan-pernyataan normatif. Ketua Bawaslu menyampaikan pihaknya belum akan melakukan pendalaman alasannya belum ada data yang signifikan.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow mempertanyakan alasan Bawaslu begitu lambat bertindak. Jeirry pun menduga Bawaslu menutupi pelanggaran pada masalah ini.
“Jangan-jangan Bawaslu tahu, namun juga membiarkan. Kalau betul dia sudah tahu ada praduga manipulasi sejak November, kemudian tidak ada klarifikasi setelah itu, ini justru kita mengajukan pertanyaan-tanya,” kata Jeirry dikala dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu, 18 Desember 2022.