Subvarian ini disebut para ahli sebagai salah satu varian paling menular dan saat ini menjadi biang kerok pada tren kenaikan masalah abses virus corona di Amerika Serikat (AS).
“Belum ada ya XBB 1.5,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikala dihubungi, Jumat, 6 Januari 2023.
Namun sedari permulaan Nadia memilih pemerintah akan terus berupaya memantau pintu masuk Indonesia guna mengurangi persebaran varian-varian baru yang muncul. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia.
“Kalau kasus kasatmata dari luar negeri semua di WGS ya. Ini akan menjadi kewaspadaan, alasannya adalah kita tahu varian gres memang akan mempunyai peluanguntuk terjadinya kenaikan perkara,” kata dia.
Tak cuma China yang mengalami tren peningkatan kasus Covid-19 balasan subvarian Omicron BF.7, terkini AS juga tengah diadang subvarian XBB 1.5. Subvarian gres virus corona Omicron itu bahkan dilaporkan sudah menyebar dengan cepat di beberapa negara bab AS serta puluhan negara yang lain.
Melansir CNN, sepanjang Desember 2022, persentase abses baru Covid-19 di negeri paman sama yang disebabkan oleh XBB.1.5 naik dari perkiraan 4 persen menjadi 41 persen. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian ini sudah terdeteksi setidaknya di 29 negara dunia.
“Kami prihatin dengan kelebihan pertumbuhannya. [XBB 1.5] adalah jenis Omicron yang paling gampang menular hingga dikala ini,” kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, Rabu, 4 Januari 2023.
“Kami memperkirakan gelombang abses lanjutan akan terjadi kembali di seluruh dunia. Tetapi itu tidak harus diterjemahkan menjadi gelombang akhir hayat, sebab tindakan pencegahan yang kami lakukan terus berhasil,” tuturnya.